Kamis, 22 Desember 2011

❤ Untukmu Bunda ❤

Jika dapat kuberikan
seisi dunia ini untukmu
pun belum cukup tuk menggantikan peluhmu
yang kau kucurkan dengan penuh kesabaran
dan semangat juang demi melihat tawaku dan ceria hariku


Maka harapku agar dapat menjadi angin...
yang menyejukkan gundah hatimu
menjadi hujan,
yang membasahi dahaga jiwamu
menjadi bulan yang menerangi malammu
menjadi bintang yang menghiasi mimpimu
menjadi matahari yang menghangatkan siangmu
menjadi pelangi yang mewarnai harimu
menjadi apapun seperti yang telah kau lakukan selama ini untukku...

Kamis, 01 Desember 2011

Donor Puisi dari Sahabat

sisa2 skaratny puisiku....buat //mata_nya

dan mata...
sedih ada disana_ berendam seadanya rana
tekan2 juga tak muncul airnya ...embun sejadi-jadinya
aku kenal dimana asa kau selipkan...
aku tahu dimana pilu kau umpatkan...
da aku jg paham...kau lebih suka bermain embun dimatamu saja
hingga nangis kau sebut dusta..dibalik tawa kepenutupan.

munculmu_ seember resah dibawa kemana2..
aku mau menampungnya
dengan dada
........., telinga
dengan kata perkata tentang makna slimut persahabatan yg sering qta kenakan saat malam mulai mendinginkan jati diri kita.../

" My Bad Day " ☛ Part ➋ (Perenungan Diri)

Hari ini, kamis 01 Desember 2011, untuk kedua kalinya aku pergi kedokter mata untuk kontrol setelah minggu lalu dokter memvonis kedua mataku bertekanan bola mata tinggi. heeehhmmm penyakit macam apa lagi ini tanya bathinku...
Bergegas aku menaiki becak didepan rumahku "wah dpt nomer brp nih, udah kesiangan" gerutuku sambil melirik jam yang melingkar ditanganku, pukul 7 lewat 5 menit. "shiitt...!!" pagi-pagi udah macet... mobil, motor, becak, sepeda, dan para pejalan kaki saling silang seperti tanda "X" (mungkin jika dilihat dari atas melalui helikopter atau jika memantau diatas atap rumah orang) dan aku mencoba sabar menunggu meski titik-titik dari langit mulai turun. Akkh akhirnya bisa lolos juga sibecak yang membawaku ini dan aku segera menaiki angkot yang belum penuh sambil berharap segera jalan meski tak penuh. Dan hujan menderas saat aku turun dari angkot, berteduh dibawah pohon besar bersama beberapa orang lelaki membuatku tak merasa nyaman, akhirnya aku memilih tuk berlari kecil hingga sampai di rumah sakit yang kutuju.

Woow angka 13 menghiasi nomer antrianku sebelum membayar administrasi poli mata, hmmm setelah menunggu +/- 30 menit, namaku dipanggil masuk bersamaan dengan beberapa ibu-ibu yang menderita katarak. sepertinya aku yang berusia paling muda disini, kemudian suster menanyakan sesuatu "ada yang mengantar?" tanyanya halus, "ga ada sus" jawabku. "oke, di tio dulu ya" katanya seraya memberikan secarik kertas yang artinya akan ada tindakan lagi dan aku harus membayar dikasir dulu. o'ya, di tio itu adalah dibius mataku lalu diukur tekanan bola mataku dengan menggunakan alat yang alku sendiri tak begitu memperhatikan bentuknya. mungkin seperti jarum yang panjang, entahlah, karena aku hanya melihat dan berusaha fokus pada jempol tangan kiriku yang diangkat kemuka setelah mataku kebal dibius.
"masih tinggi ya, 24,4" ujar suster yang mengukur mataku "lalu, bahaya?" tanyaku penasaran, "yah nanti sama dokter diperiksa lagi" jawabnya mempersilahkanku keruangan dokter yang sudah datang.
Dokter Tomy, begitu namanya. dia memeriksa mataku tanpa banyak suara. hanya mendehem-dehem kecil saja seraya menyorotkan senter kecil seukuran mata kearah mataku. "coba lihat kedepan" ujarnya aku menurut saja, tanpa banyak kata juga tentunya. "obatnya diminum ga?, ditetesin ga?" tanyanya menyelidikiku "eeemmmhhh, kl minum, saya minum terus, tapi kalau tetes, saya kadang cuma 1x Dok" jawabku jujur. "jangan pakai kadang, ini masih tinggi, mungkin kalau sudah normal baru kita lihat apakah butuh kacamata"sarannya. Oooww kacamta?? aku pakai kacamata? sahibul kacamata? hehehhe.. otakku malah berpikir yang tidak-tidak, pantaskah aku dengan empat mata nanti.. tapi.. akh tidak, aku lebih suka dengan wajahku tanpa sikacamata bertengger dihidungku. akh pikiran ini sangat mengganggu.. sama menggangu saat aku membaca artikel tentang tekanan bola mata ini dan informasi yang kudapat dari bossku, bahwa jika tekanan ini terlalu tinggi bisa menyebabkan kebutaan secara perlahan.. Ya Allah, apakah aku akan kehilangan penglihatanku? apa ini artinya aku akan buta? tak bisa melihat dunia ini lagi? tak bisa menyaksikan kejadian demi kejadian dimuka bumi ini? tak bisa melihat calon anakku kelak?? tak bisa menulis lagi? tak bisa dan tak pernah bisa membaca Alquran? aku terhenyak dalam lamunku.. "Alquran" kitab suciku,,, bahkan aku belum bisa membaca tulisan arab... apakah ini sebuah teguran manis untukku Ya Rabb?? mengapa aku tak memanfaatkan nikmat yang Engkau berikan ini dengan hal-hal yang bermafaat? mengapa aku tak semangat belajar membaca Alquran kemarin saat mataku masih sehat? mengapa aku hanya menghabiskan waktuku untuk sisi duniawiku saja? lalu sekarang, aku mengeluh, aku menjerit, aku ketakutan. YA Allah, mohon maafkan kekhufuranku, yang hanya bisa mengeluhkan yang belum bisa aku dapatkan, yang belum banyak bersyukur atas nikmat lahir bathin yang belum tentu Engkau anugerahkan pada orang lain.
Aku masih terdiam disisi ruang hariku ini, mencoba bersyukur atas nikmat yang hingga detik ini masih dilimpahkan oleh Sang Pencipta Yang Maha Pemurah kepadaku yang hina ini, mencoba bersabar dan memahami ujian yang diberikan kepadaku ini...
"Orang beriman, dia bersyukur saat mendapatkan nikmat, dan dia bersabar saat mendapatkan musibah/ujian" itu kata-kata yang pernah kudengar dan kubaca (entah dimana, lupa) ya.. mungkin Allah ingin aku naik kelas, dan aku harus melewati ujian ini dengan lapang dada dan sabar. Karena aku tidak ingin tinggal kelas...

Tak terasa, sudah setengah hari kulewati, kembali kekantor dan beraktifitas dengan semangat (tidak hanya sisa, tapi segumpal penuh)